Panduan umum ternak sapi perah

Mengawali usaha ternak sapi perah di Indonesia mudah-mudah sulit. Pasalnya negeri kita beriklim tropis tapi ragam sapi perah yang beredar kebanyakan dari tempat sub tropis. Sehingga perlu tips-tips tertentu supaya usaha ternak sapi perah berjalan berhasil.

Tujuan usaha ternak sapi perah ialah mengambil susu. Mengingat sifat produknya, ternak sapi perah semestinya mengedepankan sanitasi, bagus itu sanitasi sangkar ataupun sanitasi ternaknya itu sendiri. Berbeda halnya dengan ternak sapi potong yang berpusat pada pembesaran.



Di Indonesia, budidaya sapi perah lebih layak dilaksanakan di dataran tinggi yang mempunyai iklim teduh. Sebab kebanyakan ragam sapi perah yang produktif ialah sapi dari tempat sub tropis yang beriklim dingin. Sapi perah masih dapat dibudidayakan di dataran rendah yang panas, tapi produksi susunya tak optimal.

Perkandangan sapi perah
Untuk memelihara sapi perah sangkar semestinya benar-benar disiapkan denganbaik. Kecuali kebersihannya terjaga, peru juga memastikan kenyamanan sapi. Sebab untuk menerima hasil susu yang banyak sapi perah tak boleh stress, semestinya dalam situasi nyaman. Kian nyaman situasi sapi, kian tinggi produktivitas susunya.

Tinggi sangkar yang direkomendasikan untuk memelihara sapi perah sekitar 4-4,5 meter. Struktur sangkar semestinya dihasilkan dari bahan yang kuat, dapat besi, kayu maupun bambu. Lantai sangkar sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, bersih dan tak berbahaya sapi. Lantai semestinya nyaman digunakanan untuk rebahan. Lantai tanah benar-benar tak direkomendasikan untuk memelihara spai perah.

Daerah makan dan minum semestinya didesain supaya sapi gampang mengaksesnya tapi tak dapat menginjak-nginjaknya. Kemudian saluran drainase atau pembuangan air dan kotoran. Sapi perah menuntut pembersihan sangkar tiap waktu. Oleh sebab itu saluran pembuangan air dan kotororan semestinya benar-benar lancar.

Tutorial Biasa Ternak Sapi
Peletakan daerah makan dan minum supaya tak terinjak.

Memilih bakalan ternak sapi perah
Di Indonesia, ragam sapi perah yang mempunyai produktiviitas tinggi ialah Frisien Holstein (FH). Kalau tak menemukan bakalan murninya, di pasaran banyak tersedia Peranakan Frisien Holstein (PFH) yakni hasil persilangan antara FH dengan sapi betina lokal seperti sapi madura dan sapi jawa. Untuk mengenal lebih mendetail, silahkan baca tulisan Mengetahui ragam-ragam sapi perah.

Secara awam ada sebagian kriteria yang semestinya dipandang dalam memilih bakalan untuk ternak sapi perah, diantaranya:

Sapi semestinya sehat, tubuh tak cacat, kulit mulus, bebas parasit.
Usahakan untuk mengenal riwayat bakalan hal yang demikian, komplit dengan silsilahnya.
Mata jernih cemerlang tak kusam, tak basah atau tak terdapat kotoran mata.
Tak banyak keluar lendir dari hidungnya, nafasnya baik tak ada pertanda-pertanda batuk.
Kuku-kuku baik, formatnya total, tak ada gejala-gejala sembab, jikalau disentuh suhunya tak terasa panas.
Tak ada pertanda-pertanda mencret pada sekitar anusnya.
Penempatan sapi di sangkar semestinya dibereskan supaya gampang dibersihkan. Untuk ternak skala kecil, sekitar 1-10 ekor sbeiknya sapi diletakan dalam susunan satu baris, menghadap pada arah yang sama. Untuk skala besar penempatan akan lebih rumit lagi.

Pemberian minum & pakan
Untuk menciptakan 1 kg susu dibutuhkan sekitar 4-5 kg air. Oleh sebab itu, air minum semestinya disediakan secara tak terbatas. Biarkan sapi minum sebanyak-banyaknya. Usahakan supaya air minum dan tempatnya senantiasa bersih.

Pemberian pakan benar-benar berperan besar memicu produktivitas susu. Sapi semestinya menerima pakan yang berimbang dalam arti seluruh elemen nutrisinya terpenuhi. Pakan yang bagus semestinya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ragam pakan untuk sapi perah dapat dibedakan kedalam:

Pakan hijauan. Pakan hijuan terdiri dari bahan berserat seperti rumput-rumputan, leguminosa, jerami padi, daun kacang tanah, jerami jagung, dan pucuk tebu. Sapi perah memerlukan hijauan sebanyak 30-50 kg per ekor per hari, atau 10% dari beban tubuhnya. Pakan hijauan sebaiknya diberi siang hari, lazimnya sesudah pemerahan.
Pakan konsentrat. Pakan konsentrat atau kerap kali juga disebut penguat dapat berupa biji-bijian, umbi-umbian, atau limbah olahan pertanian seperti ampas tahu atau bungkil kedelai.  Pakan konsentrat bisa diberi sebanyak 1-2% dari beban sapi. Pemberiannya sebaiknya pagi hari sebelum pemerahan atau petang hari.
Pakan tambahan. Pakan tamabahan lazimnya berupa vitamin, mineral, hormon, enzim atau antibiotik. Pakan ini lazimnya buatan pabrik, diberi layak dengan regulasi pemberian dari masing-masing pakan hal yang demikian.
Khusus untuk sapi yang tengah menyusui atau dalam masa laktasi (masa pemerahan) keperluan makanannya ditambah sekitar 25% lebih bayak. Itu juga dengan keperluan minumnya.

Mengawinkan sapi perah
Sapi betina mengalami masa daya seksualitas relatif pendek, sekitar 15-18 jam. Waktu daya seksualitas lenjutnya akan datang sesudah 21 hari. Jadi, jikalau peternak telat mengenal masa daya seksualitas, semestinya menunggu kedatangan masa daya seksualitas selanjutnya. Ada malahan ciri-ciri sapi betina yang mengalami daya seksualitas ialah sebagai berikut:

Nafsu makan menurun.
Nampak resah.
Kali melengguh dan mendekati sapi jantan.
Kali menaiki spai lain, jika dinaiki akan membisu.
Vulva menonjol merah dan mengeluarkan cairan.
Sementara itu, masa daya seksualitas yang dialami sapi jantan cukup kerap kali. Dalam bentang waktu 2-3 hari sapi jantan dapat mengalami siklus daya seksualitas.

Terdapat dua sistem mengawinkan sapi perah, merupakan secara natural dan kawin suntik atau inseminasi buatan.

Kawin natural, mengawinkan sapi jantan dan betina secara seketika. Seekor sapi jantan dapat mengawini 25-30 ekor sapi betina. Untuk peternakan susu kecil, perkawinan lazimnya dilaksanakan dalam satu sangkar. Dimana ada satu betina dan satu jantan yang keduanya sedang mengalami daya seksualitas.
Kawin suntik, dilaksanakan dengan memasukkan air mani sapi jantan menerapkan perlengkapan tertentu ke dalam organ intim wanita spai betina. Kawin suntik ini mempunyai banyak keunggulan. Lebih praktis, tak perlu membawa sapi jantan ke sapi betina. Mani pun dapat diperoleh dari penyedia air mani unggul, tanpa peternak mempunyai spai pejantannya.
Masa laktasi dan pemerahan
a. Masa laktasi
Sapi perah betina telah dapat beranak sesudah 2,5 tahun. Sesudah melahirkan buah hatinya, sapi dapat diperah selama 10 bulan. Di masa-masa permulaan, sekitar satu pekan sesudah melahirkan susu yang diciptakan berwarna kekuningan dan agak kental. Susu ini disebut kolostrum yang banyak mengandung nutrisi. Kolostrum lazimnya diberi terhadap bayi sapi.

Sesudah itu sapi akan mengeluarkan susu dengan jumlah yang fluktuatif. Pertama-tama volumenya agak sedikit kian hari kian banyak sampai alhasil menurun kembali hingg pada bulan ke-10. Selama masa laktasi berat badan sapi akan mengalami turun naik.

Sapi perah betina dapat beranak setahun sekali. Lazimnya sapi dikeringkan secara khusus dulu 2 bulan memasuki melahirkan.

Sapi perah betina akan terus produktif sampai umur 10 tahun. Puncak produktivitasnya ada pada usia 7-8 tahun. Sesudah melalui usia 10 tahun produksi susu akan berkurang drastis.

b. Pemerahan
Pemerahan susu lazim dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam sehari. Masing-masing pelaksanaan pemerahan berlangsung selama 5-7 menit saja. Ada bebrapa hal yang semestinya dipandang dalam memerah susu, antara lain:

Sangkar dan perlengkapan perah semestinya benar-benar bersih.
Badan sapi semestinya dibersihkan secara khusus dulu, tak ada kotoran yang melekat pada komponen belakang sapi.
Pemerah susunya malahan semestinya dalam situasi bersih, sebab susu gampang meyerap bau-bauan.
Ambing susu dicuci terleih dulu dengan air hangat, untuk meminimalkan pencemaran oleh kuman.
Perawatan lainnya
Sebagian perawatan rutin yang semestinya dilaksanakan dalam ternak sapi:

Pemberian vaksin dan obat cacing.
Pembersihan sangkar dari kotoran selama 1-2 kali sehari.
Sapi dimandikan tiap hari supaya selalu bersih.

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-jenis ayam broiler

Cara pemijahan ikan lele